Polusi suara merupakan permasalahan yang dihadapi oleh penduduk area padat penduduk di seluruh dunia. Bukan hanya di area perkotaan saja, daerah pedesaan yang kegiatan ekonominya sedang berkembang pesat pun tak luput dari permasalahan kebisingan. 

Mulai dari kebisingan lalu lintas jalan, aktivitas konstruksi, hingga suara orang-orang yang sedang mengobrol dengan volume tinggi, kebisingan dapat memberikan efek buruk bagi kesehatan fisik maupun mental kita. 

Namun, seiring berkembangnya berbagai teknologi,  inovasi untuk mengatasi kebisingan terus dikembangkan untuk mengatasi permasalahan ini. 

Dampak Polusi Suara

Sebelum menggali lebih dalam mengenai solusi mengatasi kebisingan, mari pahami terlebih dahulu dampak kebisingan baik bagi individu maupun komunitas. 

Berdasarkan laporan dari WHO, kebisingan yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pendengaran, stres, gangguan tidur, bahkan penyakit kardiovaskular. Selain itu, polusi suara memengaruhi kinerja kognitif, menyebabkan kita sulit berkonsentrasi dan berdampak pada produktivitas secara keseluruhan. 

The World Economic Forum memperkirakan bahwa kebisingan menyebabkan kerugian miliaran dolar bagi kota-kota setiap tahunnya karena kehilangan produktivitas, biaya perawatan kesehatan, dan penurunan nilai properti. Dengan mempertimbangkan statistik ini inovasi smart city bertujuan untuk mengatasi permasalahan ini secara proaktif. 

Inovasi Teknologi Untuk Mengurangi Kebisingan

1. Sensor Pemantau Kebisingan

Salah satu teknologi dasar pada perkotaan adalah sensor pemantau kebisingan di seluruh sudut kota. Sensor ini dilengkapi dengan kecerdasan buatan (AI) dan algoritma machine learnings yang akan terus mengumpulkan dan menganalisa data kebisingan. 

Selanjutnya, setelah data kebisingan didapatkan, pemerintah dapat memutuskan solusi apa yang harus diterapkan untuk mengurangi polusi suara pada masing-masing titik

2. Sistem Manajemen Lalu Lintas yang Cerdas

Kebisingan jalan raya merupakan penyumbang kebisingan utama daerah perkotaan. Kota yang menerapkan sistem smart city memanfaatkan sistem manajemen lalu lintas cerdas untuk mengoptimalkan arus lalu lintas dan mengurangi kebisingan yang dihasilkan oleh kendaraan. 

Sistem ini memanfaatkan data real time dari sensor dan kamera untuk mengontrol sinyal lalu lintas, menyesuaikan batas kecepatan, dan mengarahkan lalu lintas untuk meminimalkan kemacetan dan tingkat kebisingan. 

3. Desain Infrastruktur Optimasi Kebisingan

Perencana kota yang cerdas akan menggabungkan desain yang mengoptimalkan kebisingan dalam proyek infrastruktur. Hal ini termasuk penggunaan material penyerap kebisingan dan tata letak arsitektur inovatif yang meminimalkan perambatan kebisingan. 

Misalkan sound barrier di sepanjang jalan raya dan penerapan pengedap suara pada gedung-gedung dapat secara signifikan mengurangi dampak polusi suara terhadap kawasan permukiman di sekitarnya. 

4. Pemantauan Kebisingan Partisipatif

Melibatkan partisipasi masyarakat secara aktif dalam upaya mengurangi kebisingan merupakan aspek penting lainnya dalam membangun smart city. Program pemantauan kebisingan partisipatif memungkinkan warga melaporkan gangguan kebisingan di sekitarnya melalui aplikasi gadget mereka. 

Memberdayakan masyarakat untuk berkontribusi terhadap strategi pengurangan kebisingan dan membantu pihak berwenang dalam mengidentifikasi tren dan menerapkan intervensi yang ditargetkan. 

Hal ini akan menciptakan rasa kepemilikan dan tanggung jawab kolektif pada komunitas masyarakat untuk menjaga lingkungan agar minim polusi suara. 

Green Infrastructure: Pendekatan Berbasis Alam Dalam Meminimalisir Kebisingan

Selain menggunakan teknologi AI, machine learning, perencanaan kota, dan penggunaan material konstruksi,  polusi suara dapat ditekan dengan pendekatan alam. Inovasi ini disebut sebagai green infrastructure. 

Green infrastructure mengacu pada desain strategis dan implementasi fitur atau sistem alami di kawasan perkotaan untuk meningkatkan keberlanjutan (lingkungan, ekonomi, sosial), memulihkan keseimbangan ekologi, dan meningkatkan kualitas hidup. 

Konsep ini bukan hanya mengandalkan infrastruktur yang dibangun, green infrastructure mengintegrasikan unsur-unsur seperti pepohonan, taman, lahan basah, dan atap hijau untuk memberikan berbagai manfaat lingkungan, ekonomi, dan sosial. 

Dengan menggabungkan solusi berbasis alam, green infrastructure diharapkan dapat menciptakan kota-kota yang layak huni dan menghadapi tantangan urbanisasi, termasuk polusi suara. 

Lalu, apa saja pendekatan berbasis alam yang dapat menjadi solusi dalam mengurangi kebisingan? Berikut penjelasannya. 

1. Vegetasi untuk Meredam Kebisingan

Pepohonan yang lebat, semak belukar hingga tanaman rambat yang memenuhi dinding bertindak sebagai penghalang suara alami. Mereka dapat menyerap dan membelokkan suara sehingga dapat mengurangi tingkat kebisingan meskipun tidak seefektif sound barrier yang terbuat dari beton/bata dan semen. 

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh C.M. Kalansuriya, A.S. Pannila, dan  D.U.J Sonnadara pada jurnal Proceedings of the Technical Sessions, 25 (2009) 1-6 Institute of Physics – Sri Lanka, rata-rata sound barrier yang terbuat dari vegetasi dapat meredam suara hingga 4 dB(A). Dengan catatan vegetasi harus ditata sebaik mungkin. 

2. Ruang Hijau dan Taman

Ruang hijau dan taman di tengah kota akan memberikan ruang yang terbebas dari kendaraan bermotor. Kawasan ini dapat menciptakan zona tenang di mana masyarakat dapat melarikan diri dari hiruk pikuk kota dan mencari ketenangan dari kebisingan yang berlebihan. 

Taman maupun hutan kota bertindak sebagai penyangga, menyerap dan menghilangkan polusi suara sehingga mengurangi tingkat kebisingan di kawasan pemukiman terdekat. 

3. Atap dan Dinding Hijau

Atap dan dinding yang ditutup dengan tanaman merupakan solusi inovatif berbasis alam yang menawarkan banyak manfaat, termasuk dalam mengurangi kebisingan. Dengan menutup atap dan area-area vertikal dengan vegetasi, infrastruktur ini dapat berfungsi sebagai isolator suara. 

Berdasarkan Connelly, Maureen & Hodgson, Murray. (2008). SOUND TRANSMISSION LOSS OF GREEN ROOFS, vegetasi pada atap dan dinding akan menambah nilai STC sebanyak 5 hingga 13 dB pada low dan mid frequency (50Hz-2000 Hz). 

4. Soundscape Alami

Air mancur, kicauan burung, suara air yang mengalir (baik air sungai maupun kolam buatan) merupakan soundscape alami di tengah lingkungan yang ramai dapat membantu menyamarkan polusi suara dan memberikan pengalaman pendengaran yang lebih menyenangkan bagi penduduk sekitar. 

Selain itu, memasukkan elemen seperti fitur air dan habitat burung dalam perencanaan wilayah dapat berkontribusi terhadap suasana kota secara keseluruhan. 

Inovasi Material untuk Mengendalikan Kebisingan Lingkungan

Tingkat kebisingan yang tinggi melahirkan berbagai inovasi material bangunan yang dapat membantu mengurangi kebisingan ini. Beberapa di antaranya adalah:

1. Panel Akustik

Panel akustik terdiri dari panel yang akan menyerap suara dan panel yang akan memecah dan meratakan persebaran suara. 

Panel-panel yang mampu menyerap suara lebih diutamakan dalam meredam kebisingan lingkungan. Panel-panel ini terbuat dari material-material yang lunak baik dari material alami seperti mineral wool  maupun material daur ulang seperti PET panel. 

2. Pintu dan Jendela Kedap Suara

Pintu, jendela, dinding, plafon, dan lantai dapat dibuat kedap suara. Namun, langkah paling awal untuk mengurangi kebisingan eksternal yang masuk ke suatu bangunan maka pintu dan jendela kedap suara merupakan bagian yang paling penting karena keduanya merupakan bagian terlemah (baik lebih tipis maupun lebih ringan) dibandingkan dinding. 

3. Serat-Serat Penyerap Suara

Rockwool, glasswool, dan greenwool merupakan kumpulan serat yang dicetak menjadi sebuah lembaran. Ketiganya merupakan material pokok dalam membuat insulasi suara bangunan.Selain itu, rockwool juga digunakan sebagai bahan pembuatan panel akustik absorber. 

Di antara inovasi-inovasi tersebut, pemilihan material infrastruktur dan penambahan material peredam suara pada infrastruktur  merupakan penerapan inovasi pengurangan kebisingan yang saat ini telah banyak dilakukan. 

Berbagai konsultan akustik peredam suara yang menerapkan inovasi tersebut telah bermunculan di Indonesia, salah satunya adalah MyStudio. Anda dapat menghubungi WhatsApp kami untuk konsultasi seputar permasalahan kebisingan  di lingkungan Anda. 

Jangan lupa follow Instagram, TikTok, dan subscribe Youtube kami untuk melihat bagaimana cara kami menerapkan inovasi pengurangan polusi suara pada berbagai macam bangunan dan ruangan.